farfromfearless

Kisi Kisi UAS Enterprise system (ES)

  • Posted: February 5, 2010
  • |
  • Author: riandragon89
  • |
  • Filed under: My schedule in campus
  • |
  • Tags: No tags set for this entry.

Kisi-kisi Enterprise System
1. SMART Material
– Definisi.
– Ide dan konsep.
– Contoh beserta alas an.

Smart Materials

A smart fluid developed in labs at the Michigan Institute of Technology Cairan cerdas yang dikembangkan di laboratorium di Michigan Institute of Technology Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat perkembangan luar biasa dalam desain elektronik dan mesin menggunakan bahan standar, yang tidak memiliki sifat khusus terutama (yaitu baja, aluminium, emas). Beberapa bahan-bahan tersebut memiliki kemampuan untuk berubah bentuk atau ukuran dengan hanya menambahkan sedikit panas, atau untuk perubahan dari cair ke padat hampir seketika saat dekat magnet; bahan ini disebut Smart material dan smart material memiliki satu atau lebih properti yang dapat secara dramatis berubah. Sebagian besar bahan-bahan sehari-hari memiliki sifat-sifat fisik, yang tidak dapat diubah secara signifikan, misalnya jika dipanaskan minyak itu akan menjadi sedikit lebih tipis, sedangkan bahan yang cerdas dengan variabel viskositas berbalik dari suatu fluida yang mengalir dengan mudah ke padat.

Ini termasuk bahan piezoelectric, magneto-bahan rheostatic, rheostatic elektro-bahan, dan bentuk paduan memori. Beberapa item sehari-hari sudah memasukkan bahan pintar (coffeepots, mobil, Stasiun Luar Angkasa Internasional, kacamata) dan jumlah aplikasi untuk mereka tumbuh dengan mantap.
Setiap individu jenis bahan cerdas memiliki properti yang berbeda yang dapat secara signifikan berubah, seperti viskositas, volume, dan konduktivitas. Properti yang dapat diubah pengaruh jenis aplikasi apa yang pintar bahan dapat digunakan untuk.
I. Piezoelectric Materials I. Bahan piezoelectric
Bahan piezoelectric memiliki dua sifat unik yang saling terkait. piezoelectric beralir secara Bergantian, ketika arus listrik dilewatkan melalui bahan piezoelectric itu mengalami peningkatan yang signifikan ukuran (hingga 4% perubahan volume) Contoh dari bahan piezoelectric dalam kehidupan sehari-hari adalah sensor airbag dalam mobil,Materi yang merasakan kekuatan berdampak pada mobil dan mengirim dan muatan listrik penggelaran airbag.

An illustration of the Piezoelectric Effect Sebuah ilustrasi tentang Efek piezoelektrik

II. II. Electro-rheostatic and Magneto-rheostatic Elektro-rheostatic dan Magneto-rheostatic
Elektro-rheostatic (ER) dan magneto-rheostatic (MR) material cairan, yang dapat mengalami perubahan dramatis dalam viskositas mereka.. Cairan ini bisa berubah dari cairan kental (mirip dengan oli motor) untuk hampir satu zat padat dalam rentang satu milidetik ketika dihadapkan pada sebuah magnet atau medan listrik; efek dapat sepenuhnya terbalik dengan cepat ketika bidang dihilangkan. MR cairan mengalami perubahan viskositas ketika terkena medan magnet, sedangkan ER mengalami perubahan serupa cairan dalam medan listrik. KOMPOSISI bentuk Smart material bervariasi ada yang berBentuk yang paling umum dari fluida MR terdiri dari partikel besi kecil ditangguhkan dalam minyak, sedangkan ER cairan dapat sederhana seperti susu cokelat atau tepung jagung dan minyak.
MR cairan sedang dikembangkan untuk digunakan dalam guncangan mobil, peredam getaran mesin cuci, kaki palsu, peralatan olahraga, dan permukaan bagian mesin polishing.

ER cairan memiliki sebagian besar telah dikembangkan untuk digunakan dalam cengkeraman dan katup, serta gunung mesin dirancang untuk mengurangi kebisingan dan getaran di kendaraan.
The MR fluid is liquid as shown on the left, when no magenetic field is present, but turns solid immediately after being placed in a magnetic field on the right. MR fluida cair seperti yang ditunjukkan di sebelah kiri, ketika tidak ada lapangan magenetic hadir, tetapi ternyata padat segera setelah ditempatkan dalam medan magnet di sebelah kanan.

2. UPC (Barcode)
– Definisi (History).
– Format (12 Digit).
– Kegunaan dan kekurangan.
– Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi yang dikodekan dalam barcode.
– Dewasa ini barcode dapat dijumpai dimana-mana. Coba ambilah sebuah produk di supermarket terdekat, dan periksa apakah terdapat banyak garis hitam vertikal warna hitam yang saling berdekatan. Itulah yang disebut barcode. Di dalam barcode tersebut terdapat informasi (umumnya berupa angka). Angka tersebut biasanya juga tercantum di bawah barcode tersebut.
– Mungkin anda bertanya, kalau sudah ada kode angka, mengapa masih diperlukan barcode? Jawabnya adalah bagi alat (atau komputer) lebih mudah membaca sesuatu yang bersifat digital daripada angka yang bersifat analog. Kode barcode dengan warna contrast (biasanya hitam di atas putih) sangat mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.
– Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah jenis barcode yang sering digunakan:
– Code 39, sebagai simbolik yang paling populer di dunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun saat ini code 39 makin sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah dibaca oleh pemindai.
– Universal Product Code (UPC)-A, terdiri dari 12 digit, yaitu 11 digit data, 1 check digit : untuk kebutuhan industri retail.
– UPC-E, terdiri dari 7 digit, yaitu 6 digit data, 1 check digit : untuk bisnis retail skala kecil.
– European Articles Numbering (EAN)-8, terdiri dari 8 digit, yaitu 2 digit kode negara, 5 digit data, 1 check digit.
– EAN-13 atau UPC-A versi Eropa, terdiri dari 13 digit, yaitu 12 digit data, 1 check digit
– TIpe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.
– Sejarah Barcode
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industry. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
– Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.
– Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
– Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industry.
– Pada tanggal 3 April 1973: Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industry.
– Cara Membaca Barcode
1. Barcode terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis garis hitam adalah bagian dari kode.
– 2. Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis = “1”, yang sedang = “2”, yang lebih tebal = “3”, dan yang paling tebal = “4”.
– 3. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112
– Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri 13 digit, dengan pembagian digitnya :
1. Kode negara atau kode sistem: 3 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar
– 2. Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN
– 3. Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik
– 4. Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar
– Sekian penjelasan singkat tentang barcode…Semoga dapat bermanfaat bagi
anda yang membacanya..
• Kelebihannya adalah lebih sederhana karena yang dideteksi hanya barcode; proses pendeteksian uang yang dilengkapi barcode akan lebih cepat dibandingkan pendeteksian secara manual dengan menggunakan alat sinar ultra violet; dengan penggunaan metoda barcode dan water marking maka, akan terjamin keaslian dan keabsahan uang. Kerugiannya adalah uang kertas yang menggunakan barcode belum populer pada saat ini dan perlu dirancang dari awal.

Manfaat Barcode pada alat pendeteksi uang :
• Mempermudah pendeteksian uang secara elektronis (nilai nominal, keaslian, nomor seri, dan lain-lain), membantu test phisik uang.
• Menambah keamanan uang dari pencurian, perampokan, dan lain-lain.
• Mempermudah dan mempercepat pencatatan uang (terutama dengan komputer).
• Meningkatkan cara-cara menjaga keaslian uang dengan menambah tanda-tanda tertentu yang unik sesuai kode pada barcode untuk mempersulit pemalsuan.
• Mempermudah proses penerimaan uang melalui ATM otomatis.
• Mempermudah dan lebih mengamankan proses transaksi.

Saran
• Konsep sistem penggunaan barcode untuk pengamanan dan pendeteksian uang memerlukan penelitian lebih lanjut, misalkan pada pembuatan barcode, jumlah digit pada barcode, penempatan barcode pada uang kertas, dan kecepatan mesin pembaca barcode.
• Penggunaan barcode pada uang dan mesin pendeteksi yang dilengkapi mesin pembacaan barcode memerlukan pengamanan lebih lanjut sehingga perlu adanya enkripsi. Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi adalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti.
• Uang yang menggunakan barcode harus memiliki kualitas yang tinggi, meliputi bahan kertasnya, tinta, dan cetakan uang tersebut, agar uang tidak mudah rusak.

3. EPC (RFID)
– Definisi.
– Format.
– Limitation (Retailer, dll).
Semua barang / jasad yang dapat diidentifikasikan dengan microchip.
Format nya berbentuk Microchip.
Limitation nya adalah, Penjualan nya masih relative mahal.

4. Gambar dan jelaskan aliran barang atau supply chain
Gambar saja tentang aliran proses barang yang dari supplier yang dikirim ke gudang, dari gudang dikirim ke supermarket dan akhirnya dibeli oleh konsumen.

5. Mobile e-commerce
– Definisi.
– Hubungan.
– Atribut (Karakteristik).
M ecommerce adalah penjualan yang bias dilakukan dimana saja dan kapan sja lewat mobile.
Biasanya dipakai selain lewat PC, dan menggunakan bandwith wireless yang pasti berbeda dengan fixeline.
Karakterisiknya adalah lebih mudah dibawa kemana saja kapan saja dimana saja.

6. Churafas identification
– 3 partisi pengkodean (Basic, suffix, origin), beserta contoh.
o The basic code is allocated on the basis of the technical characteristics of an item (or data) as outlined in the classification code (taxonomy) and oriented further defiens.
o (dialokasikan berdasarkan karakteristik teknis dari suatu barang (atau data) seperti yang digariskan dalam kode klasifikasi (taksonomi) dan berorientasi defiens lebih lanjut)
o The suffix , which complements the basic code, identifies commercial or secondary characteristics of an item (or data), depending on the family in which the item belongs
o (yang melengkapi kode dasar, komersial atau sekunder mengidentifikasi karakteristik dari suatu barang (atau data))
o The origin indicates where an item was made (multiple production sites is a frequent case with globalization), or where the item is installed (this is the case with machines)
( Asal menunjukkan di mana suatu item itu dibuat (produksi beberapa situs adalah kasus sering dengan globalisasi), atau tempat penyimpanan item yang diinstal (hal ini terjadi dengan mesin)
)

7. Six sigma
– Definisi TQM(Total Quality Management), TQC(Total Quality Control) dan Six sigma.
– Hubungan tiap unsure.
– Defects per million Opportunity (rumus).
– Tools DMAIC (Define Measure Analyse Improve Control), beserta contoh.
– Tantangan Six Sigma.
– Hasil dan keuntungan.
TQM hanya engecek dibagian hilir.
TQC selain mengecek dibagian hilir, namun menghasilkan kualitas yang baik.
Six sigma selain dapat menghasilkan kualitas yang baik, six sigma bias menekan cost produksi yang murah.

Defects per million Opportunity (rumus).
• Hitung Defect per Unit (DPU)
DPU = (1)
• Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan.
DPMO = (2)
Tabel Hubungan sigma dan DPMO
Sigma Parts per Million
6 Sigma 3,4 defects per million
5 Sigma 233 defects per million
4 Sigma 6.210 defects per million
3 Sigma 66.807 defects per million
2 Sigma 308.537 defects per million
1 Sigma 690.000 defects per million

Metode atau alat-alat tersebut antara lain:
1. SPC (Statistical Process Control) atau pengendalian proses secara statistik, berguna untuk mengidentifikasi permasalahan.
2. Pengujian tingkat signifikan statistik (Chi-Square, T-Test dan ANOVA), untuk mendefinisikan masalah dan analisa akar penyebab permasalahan,
3. Korelasi dan Regresi, berguna untuk menganalisa akar penyebab masalah dan memprediksi hasilnya.
4. Desain Eksperimen, untuk menganalisa solusi optimal dan validasi hasil.
5. FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), berguna untuk mencari prioritas masalah dan pencegahannya.
6. Mistake – Proofing, berguna untuk pencegahan cacat dan perbaikan proses.
7. QFD (Quality Function Deployment), untuk mendesain produk, proses dan jasa.

Langkah – Langkah Six Sigma
a. Define (D)
Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program peningkatan kualitas six sigma. Pada tahap define ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu:
• Mendefinisikan proses inti perusahan
Proses inti adalah suatu rantai tugas, biasanya mencakup berbagai departemen atau fungsi yang mengirimkan nilai (produk, jasa, dukungan, informasi) kepada para pelanggan eksternal. Dalam hal pemilihan tema Six Sigma pertama-tama yang dilakukan adalah mempertimbangkan dan menjelaskan tujuan dari suatu proses inti akan dievaluasi. (Peter S. Pende, 2000)
• Mendefinisikan kebutuhan spesifik kebutuhan pelanggan
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pemain paling penting didalam semua proses, yakni pelanggan, pelanggan bisa internal maupun eksternal adalah tugas Black Belt dan tim untuk menentukan dengan baik apa yang diinginkan pelanggan eksternal. Pekerjaan ini membuat suara pelanggan (voice to customer – VOC) menjadi hal yang menantang. Dalam hal mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan adalah memahami dan membedakan diantara dua kategori persayaratan kritis, yaitu persyaratan output dan persyartan pelayanan. (Peter S. Pende, 2000)
Persyaratan output berkaitan dengan karakteristik dan atau features dari produk akhir (barang/jasa) yang diserahkan kepada pelanggan pada akhir dari suatu proses. Dalam hal ini dapat saja berbagai macam persyaratan output, tetapi pada dasarnya semua itu berkaitan dengan daya guna (usability) dan efektivitas dari produk akhir itu di mata pelanggan. (Vincent Gaspersz, 2002 : 64)
Tahap ini mendefinisikan beberapa hal yang terkait dengan:
1. Pendefinisian Kriteria Pemilihan Proyek Six Sigma, dimana pemilihan proyek terbaik adalah berdasarkan identifikasi proyek yang terbaik sepadan dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan organisasi sekarang.
2. Pendefinisian Peran Orang-orang yang Terlibat dalam Proyek Six Sigma sesuai dengan pekerjaannya
3. Pendefinisian Kebutuhan Pelanggan dalam Proyek Six Sigma berdasarkan kriteria pemilihan proyek Six Sigma dimana proses transformasi pengetahuan dan metodologi Six Sigma melalui sistem pelatihan yang terstruktur dan sistematik untuk kelompok orang yang terlibat dalam program Six Sigma.
4. Pendefinisian Proses Kunci Beserta Pelanggan dari Proyek Six Sigma yang dilakukan sebelum mengetahui model proses “SIPOC (Suppliers-Inputs-Processes-Outputs-Customers)”. SIPOC adalah alat yang berguna dan paling banyak digunakan dalam manajemen dan peningkatan proses. Atau “SIRPORC (Suppliers-Inputs Requirements-Processes-Output Requirements-Customers) apabila kebutuhan Input dan Output dimasukkan ke dalam SIPOC dan persyaratan Output harus berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan.
5. Pendefinisian Kebutuhan Spesifik dari Pelanggan yang Terlibat dalam Proyek Six Sigma
6. Pendefinisian Pernyataan Tujuan Proyek Six Sigma, dimana pernyataan tujuan proyek yang harus ditetapkan untuk setiap proyek Six Sigma terpilih adalah benar apabila mengikuti prinsip SMART, yaitu Spesifik, Measureable, Achievable-Result-oriented, Time-bound.
7. Daftar Periksa pada Tahap DEFINE (D) untuk memudahkan sekaligus meyakinkan kita bahwa kita telah menyelesaikan tahap DEFINE (D) dengan baik.
b. Measure (M)
Dalam langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada program peningkatan kualitas Six Sigma terdapat 3 hal pokok yang dilakukan yaitu: (Vincent Gaspersz, 2002: 72-198)
• Menentukan karakteristik kualitas kunci
CTQ ditetapkan berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik pelanggan yang diturunkan secara langsung dari persyaratan – persayaratan output dan pelayanan. Dalam buku lain menyebutkan bahwa karakteristik kualitas sama dengan jumlah kesempatan penyebab cacat (opportunities to failure). (Breyfogle III, Forest W, 1999: 140)
• Mengembangkan rencana pengumpulan data
Pada dasarnya pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu:
• Rencana pengukuran tingkat proses, adalah mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik kualitas input yang diserahkan oleh pemasok yang mengendalikan dan mempengaruhi karaktersitik kualitas output yang diinginkan. Tujuan dari pengukuran ini adalah mengidentifikasi setiap perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses.
• Pengukuran tingkat output, mengukur karakteristik kualitas output yang dihasilkan suatu proses dibandingkan dengan karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan.
• Rencana pengukuran tingkat outcome, mengukur bagaimana baiknya suatu produk atau jasa itu memenuhi kebutuhan spessifik dari pelanggan. Jadi pada tingkat ini adalah mengukur kepuasan pelanggan dalam menggunakan produk dan/atau jasa yang diserahkan kepada pelanggan. (Vincent Gaspersz, 2002: 96)
• Pengukuran baseline kinerja
Peningkatan kualitas six sigma yang telah ditetapkan akan berfokus pada upaya-upaya yang giat dalam peningkatan kualitas menuju kegagalan nol (zero defects) sehingga memberikan kepuasan total kepada pelanggan. Maka sebelum peningkatan kualitas six sigma dimulai, kita harus mengetahui tingkat kinerja sekarang atau dalam terminologi Six Sigma disebut sebagai baseline kinerja. Setelah mengetahui baseline kinerja maka kemajuan peningkatan-peningkatan yang dicapai dapat diukur sepanjang masa berlaku Six Sigma:
• Pengukuran baseline kinerja pada tingkat proses, biasanya dilakukan apabila itu terdiri dari beberapa sub proses. Pengukuran kinerja pada tingkat proses akan memberikan baganan secara jelas dan konprehensif tentang segala sesuatu yang terjadi dalam sub proses itu.
• Pengukuran baseline kinerja pada tingkat output, dilakukan secara langsung pada produk akhir yang akan diserahkan pada pelanggan. Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana output akhir dari proses itu untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari pelanggan, sebelum produk itu diserahkan pada pelanggan.
• Pengukuran baseline kinerja pada tingkat outcome, dilakukan secara langsung pada pelanggan yang menerima output (produk dan jasa) dari suatu proses.
Ukuran hasil baseline kinerja yang digunakan dalam Six Sigma adalah tingkat DPMO (Defects Per Millions Oppurtunities) dan pencapaian tingkat sigma. (Vincent Gaspersz, 2002 : 99)
c. Analyze (A)
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal yang perlu dilakukan yaitu:
• Menentukan stabilitas dan kemampuan proses
Proses industri harus dipandang sebagai suatu penigkatan terus-menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk (barang dan/atau jasa), pengembangan produk, proses produksi, sampai kepada distribusi kepada pelanggan. Berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk itu dapat dikembangkan ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksinya.

Tantangan six sigma adalah biaya training yang sangat besar ataupun kemampuan karyawan yang tidak memadai untuk memahami konsep-konsep statistik dan analitis. Ada juga yang berpendapat bahwa ketidakberhasilan penerapan Six Sigma adalah karena tidak menggunakan software yang tepat.

Hasil keuntungan six sigma
1. Pengurangan biaya
2. Perbaikan produktivitas
3. Pertumbuhan pangsa pasar
4. Retensi pelanggan
5. Pengurangan waktu siklus
6. Pengurangan cacat
7. Pengembangan produk / jasa

No comments as yet.

Anonymous - Gravatar

No comments have yet been made to this posting.

Commentors on this Post-

Leave a Comment-

Comment Guidelines: Basic XHTML is allowed (a href, strong, em, code). All line breaks and paragraphs are automatically generated. Off-topic or inappropriate comments will be edited or deleted. Email addresses will never be published. Keep it PG-13 people!

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <code> <em> <i> <strike> <strong>

All fields marked with "*" are required.